CLOSE
DOMESTIC MARKET REVIEW
IHSG [Resistance : 6700] [Pivot : 6630] [Support : 6580]
IHSG diperkirakan cenderung terkoreksi, jika penguatan kembali tertahan pada resistance area 6680-6700 pada perdagangan Kamis (11/11). Proyeksi ini didasari oleh sentimen negatif eksternal, terutama dari kekhawatiran dampak global supply disruption terhadap outlook ekonomi global. Data terbaru menunjukan kenaikan inflasi di Tiongkok ke 1.5% yoy di Oktober 2021 dari 0.7% yoy di September 2021, sejalan dengan kenaikan PPI di Tiongkok sebesar 13.5% yoy di Oktober 2021 dari 10.7% yoy di September 2021. Kenaikan inflasi juga dicatatkan oleh Jerman ke level 4.5% yoy di Oktober 2021 dari 4.1% yoy di September 2021. Masih dari eksternal, U.S. Inflation melonjak ke 6.2% yoy di Oktober 2021 dari 5.4% yoy di September 2021. Lonjakan inflasi ini memicu kekhawatiran tapering dan kenaikan sukubunga acuan yang lebih cepat oleh the Fed yang berpotensi mempengaruhi pandangan pelaku pasar terhadap outlook pemulihan ekonomi global. Meski demikian, sejumlah data domestik mengindikasikan berlanjutnya pemulihan ekonomi di Q4-2021. Indonesia Consumer Confidence Index kembali ke atas batas confidence (100), tepatnya ke 113.4 di Oktober 2021, dan proyeksi kenaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 5.2% yoy di Oktober 2021. Oleh sebab itu, saham-saham yang dapat diperhatikan, antara lain ASII, BMRI, KLBF, TBIG, PWON, IMJS dan ERAA.
POINTS OF INTEREST
• Indeks-indeks Wall Street melemah cukup signifikan pada perdagangan Rabu (10/11).
• Lonjakan inflasi di AS memicu kekhawatiran bahwa the Fed akan meningkatkan besarnya tapering per bulan dan kenaikan the Fed Rate bisa dilakukan lebih cepat dari perkiraan.
• IHSG diperkirakan cenderung terkoreksi, jika penguatan kembali tertahan pada resistance area 6680-6700 pada perdagangan Kamis (11/11).
• Peningkatan Indonesia Consumer Confidence Index dan ekspektasi perbaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) di Oktober 2021 dapat meredam sentimen negatif eksternal.
• Top picks (11/11) : ASII, BMRI, KLBF, TBIG, PWON, IMJS dan ERAA.
MARKET NEWS
MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), menjelaskan, pada kuartal III-2021, pendapatan bersih meningkat 18,3% YoY menjadi Rp12,1 triliun, dengan margin laba kotor 41,6%. Laba usaha melonjak sebesar 194% YoY menjadi Rp388,4 miliar, sementara EBITDA naik 43,4% ke Rp2,0 triliun. Dari segi bottom line, perusahaan membukukan rugi bersih senilai Rp114,8 miliar, merupakan perbaikan dari rugi bersih Rp672,5 miliar pada 9M'20. Penjualan MAP mengalami penurunan sebesar 13,2% pada kuartal ke-3 dibandingkan tahun lalu, dikarenakan penutupan sementara gerai yang berdampak signifikan pada kelangsungan usaha.
EXCL PT XL Axiata Tbk
PT XL Axiata Tbk (EXCL) memastikan jaringan 4G di Lombok dalam kondisi prima dan siap menyambut pergelaran World Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, 19 – 21 November 2021. Sedikitnya ada 9 BTS 4G yang telah disiapkan untuk mengcover seluruh Mandalika. Termasuk sirkuit dan area wisata, yang di dalamnya terdapat puluhan hotel besar dan kecil, restoran, dan penunjang pariwisata lainnya.
BCIC PT Bank JTrust Indonesia Tbk
PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) bakal menggelar penawaran umum terbatas (PUT) II berskema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue maksimal 9.050.000.000 (9,05 miliar) lembar. Saham seri C itu, dibanderol dengan nilai nominal Rp100. Seluruh dana hasil rights issue, seluruhnya untuk mengukuhkan pemenuhan modal inti minimum. Di mana, berdasar POJK no.12/POJK.03/2020 tentang konsolidasi bank umum wajib memenuhi modal inti minimum Rp2 triliun, pada 31 Desember 2021.
RSGK PT Kedoya Adyaraya Tbk
PT Mediatama Sejahtera mendivestasi saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) senilai Rp577,71 miliar. Itu dilakukan dengan menjual 335.882.040 atau 335,88 juta lembar dengan harga pelaksanaan Rp1.720 per saham. Menyusul transaksi itu, kaveling saham salah satu pengendali perseroan itu, mengalami reduksi 36,13 persen menjadi 35,98 juta lembar atau 3,87 persen. Mengerucut jauh dari sebelumnya sebanyak 371,87 juta lembar atau 40 persen. Transaksi penerimaan penawaran investasi dengan status kepemilikan langsung.
TINS PT Timah Tbk Emiten pertambangan logam
PT Timah Tbk (TINS) mencatat pendapatan Rp9,69 triliun per September 2021. Merosot 18,72 persen dari periode sama tahun lalu Rp11,93 triliun. Namun, Timah mampu membukukan laba bersih Rp611,98 miliar, alias melesat 340 persen atau berbalik dari periode sama tahun lalu dengan koleksi rugi bersih Rp255,15 miliar. Meski volume penjualan turun, Timah mencatat harga jual rata-rata logam timah USD30.158 per MT, naik 79 persen dari periode sama tahun lalu USD16.832 per MT. Lonjakan permintaan timah dari negara manufaktur dunia diprediksi membuat harga logam timah masih bertahan di kisaran USD30 ribu per ton sampai akhir 2021.
PHINTRACO SEKURITAS
The East Tower 16th Floor
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E3.2 No. 1
Mega Kuningan, Jakarta 12950
P. +6221 2555 6111
F. +6221 2555 6138